PASAMAN - Pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu bukan berbicara tentang semacam "tukar guling".
Demikian ditegaskan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, seperti keterangan resmi
Baca juga:
5 Alasan Mengapa Anies Harus Jadi Presiden
|
Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.
"Yang pasti tidak benar jika ada informasi yang beredar kalau pertemuan itu berbicara tentang semacam tukar guling, " kata tokoh yang akrab dipanggil AHY itu saat memimpin Rapat Pleno Pengurus DPP Partai Demokrat di Aula Yudhoyono DPP Partai Demokrat di Jakarta, Jumat (13/10/2023) kemarin.
Sebagai informasi, SBY dan Presiden Jokowi melakukan pertemuan di Istana Bogor, pada 3 Oktober 2023. Pertemuan keduanya pun dikaitkan dengan isu tawaran kepada Partai Demokrat untuk bergabung dengan Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.
Mengutip rumor yang menyebutkan bahwa jika mendukung cawapres tertentu, maka Demokrat akan mendapat jatah menteri. "Tidak benar 100%, tidak ada pembicaraan terkait itu, ” tegasnya.
Kalau urusan kabinet, menurut AHY, tentu semua itu menjadi hak prerogatif Presiden. “Jadi hanya Bapak Presiden yang bisa mengutarakan hal itu, ” lanjut AHY.
Dijelaskan AHY, sebetulnya pertemuan itu didorong oleh para elit pimpinan partai politik Koalisi Indonesia Maju.
"Demokrat ada dalam Koalisi Indonesia Maju, dan tentunya secara umum partai-partai pengusung adalah partai-partai yang ada dalam pemerintahan, " ungkapnya.
Sehingga, menurut AHY, kalau SBY bertemu bersilaturahim dengan Presiden Jokowi akan bagus.
"Apalagi kita tahu, mungkin terakhir one-on-one pertemuan seperti itu empat tahunan yang lalu. Tentu selain membahas situasi negeri terkini juga membahas terkait dengan Pemilu 2024, ” AHY menerangkan.